Renungan Harian, Senin, 03 November 2025
Bacaan I: Roma 11:29-36
Bacaan Injil: Lukas 14:12-14
Kasih Sejati Tidak Menuntut Balasan
Kasih sejati tidak pernah menuntut imbalan. Ia mengalir dari hati yang tulus dan ikhlas, tanpa berharap untuk kembali dipuji atau dibalas. Kasih seperti inilah yang dikehendaki Tuhan Yesus bagi para murid-Nya, kasih yang memberi tanpa pamrih, yang berani membuka diri terhadap orang-orang yang sering diabaikan.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya tentang kerendahan hati dalam memberi. Ia berkata: “Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” (Luk 14:13-14)
Pesan ini bukan sekadar sebuah dorongan moral, tetapi juga tantangan spiritual. Yesus ingin kita melihat dan mencintai sesama bukan karena apa yang bisa mereka berikan kepada kita, melainkan karena mereka adalah citra Allah yang layak dikasihi. Kasih sejati tidak berhitung untung-rugi. Kasih sejati bertindak karena Allah lebih dulu mengasihi kita (lih. 1Yoh 4:19).
Kasih demikian sangat bertolak belakang dengan mentalitas orang Farisi yang ditampilkan dalam Injil. Mereka menunjukkan kebaikan agar dihormati lebih tinggi, membantu supaya kelak dibantu lebih besar lagi—kasih yang bersyarat dan penuh perhitungan. Dalam bahasa Latin dikenal istilah do ut des – aku memberi supaya engkau memberi lebih.
Namun, sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk jauh lebih dari itu. Kita dipanggil untuk mengasihi sebagaimana Kristus sendiri telah mengasihi: sampai habis, tanpa syarat, sampai salib.
Mari kita belajar mengasihi dengan tulus. Tuhan melihat setiap hati yang memberi dengan ikhlas. Setiap tindakan kecil kita yang berlandaskan kasih akan mendapatkan ganjaran pada hari kebangkitan orang-orang benar. Semoga hari ini kita semakin mampu memberi diri, menghadirkan kasih yang murni kepada sesama, terutama mereka yang lemah, miskin, dan tersisih.
Selamat mengasihi tanpa pamrih.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!





