Renungan Harian: “Hati yang Bijaksana dan Rendah Hati”

130

Renungan Harian, Rabu 15 Oktober 2025
Peringatan Santa Teresa dari Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja
Bacaan I: Roma 2:1–11
Bacaan Injil: Lukas 11:42–46

“Hati yang Bijaksana dan Rendah Hati”

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa siapa pun yang gemar menghakimi sesama sebenarnya sedang menjatuhkan hukuman atas dirinya sendiri. Mengapa? Karena tak seorang pun sempurna di hadapan Allah. Hanya Tuhan yang berhak menghakimi dengan adil dan benar. Paulus mengingatkan kita untuk tidak sibuk melihat kesalahan orang lain, tetapi berani bercermin dan memperbaiki diri sendiri. Ia mendorong kita agar tekun dalam berbuat baik sebagai jalan menuju kehidupan kekal.

Pesan ini tetap sangat relevan hingga hari ini. Di dunia yang semakin terbuka dan cepat bereaksi seperti sekarang, menghakimi sesama menjadi hal yang begitu mudah. Melalui media sosial, orang dengan cepat mengomentari, menggosip, bahkan menghancurkan reputasi orang lain tanpa pikir panjang. Terkadang orang merasa dirinya lebih benar, lebih suci, lebih baik daripada yang lain — padahal, siapa dari kita yang sungguh bersih dari dosa?

Dalam Injil hari ini, Yesus pun mengecam keras para ahli Taurat dan orang Farisi. Ia menegur mereka karena lebih sibuk menonjolkan hal-hal lahiriah dan melupakan keadilan serta kasih Allah. Mereka menjalankan hukum bukan karena cinta, melainkan demi gengsi dan status. Lebih parah lagi, mereka menambah beban bagi orang lain dengan aturan-aturan yang justru membuat hidup semakin berat. Hukum yang seharusnya membebaskan dan menuntun kepada Allah malah menjadi alat penindasan.

Sikap seperti itu bisa juga muncul dalam diri kita: ketika kita merasa paling tahu, paling benar, paling suci, hingga sulit mendengarkan orang lain. Padahal, Yesus justru mengajarkan untuk hidup dengan hati yang penuh kasih, rendah hati, dan siap melayani.

Santo Gregorius dari Nissa berkata, “Orang yang memegang kekuasaan harus bekerja lebih keras daripada yang lain dan lebih rendah hati daripada mereka yang di bawahnya.” Kalimat ini mengingatkan bahwa semakin besar tanggung jawab yang kita pegang, semakin besar pula tuntutan untuk melayani dan mengasihi dengan tulus.

Mari kita mohon rahmat agar dijauhkan dari sikap menghakimi dan kesombongan rohani. Semoga hati kita dipenuhi kebijaksanaan, sehingga dalam setiap perkataan dan tindakan, kita membawa kedamaian dan kasih bagi sesama.

Tuhan memberkati. Ave Maria!