Renungan Harian – 18 Oktober 2025
Bacaan I: 2 Tim 4:10–17b
Bacaan Injil: Luk 10:1–9
“Diutus Seperti Domba di Tengah Serigala”
Menjalankan tugas perutusan dengan benar bukanlah perkara mudah. Ada kalanya kita menghadapi banyak tantangan, penolakan, bahkan pengucilan. Orang bisa menutup telinga terhadap sabda kebenaran, menolak kasih yang kita tawarkan, atau bahkan mencemooh semangat pelayanan kita. Namun, semua itu bukan hal baru. Yesus sendiri sudah memperingatkan para murid bahwa jalan perutusan tidak selalu mulus. Ia berkata dengan jujur, “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” (Luk 10:3)
Bayangkan, seekor domba yang lemah di antara kawanan serigala yang buas — itulah gambaran yang Yesus berikan bagi para pewarta Injil. Namun, pesan di baliknya bukanlah ketakutan, melainkan ketergantungan penuh pada Tuhan. Domba tidak memiliki kekuatan untuk melawan, tetapi ia memiliki gembala yang selalu menjaganya. Begitu pula kita. Dalam setiap langkah perutusan, Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian.
Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini pun mengalami hal serupa. Ia dikhianati, ditinggalkan oleh rekan-rekannya, dan harus menghadapi berbagai bahaya. Namun, ia berkata dengan penuh iman, “Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan memberi kekuatan kepadaku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya.” (2Tim 4:17). Paulus sadar bahwa kekuatannya bukan berasal dari diri sendiri, tetapi dari Tuhan yang menyertainya.
Santo Gregorius Agung pernah menulis: “Tuhan kita mengikuti mereka yang mewartakan Dia, karena pewartaan itu meratakan jalan, dan kemudian Tuhan sendiri datang bersemayam di hati kita.”
Maka, setiap kali kita melangkah dalam tugas pelayanan, ketika kita menyapa, mengunjungi, menolong, atau sekadar menjadi saksi kasih, sesungguhnya Tuhan sendiri berjalan bersama kita. Ia hadir dalam setiap langkah sederhana yang kita ambil dengan iman.
Mari hari ini kita sadari kembali panggilan perutusan kita masing-masing. Kita diutus seperti domba di tengah serigala — lemah, rapuh, tapi tidak tanpa Gembala. Dialah yang mengutus, Dia pula yang akan menopang, melindungi, dan meneguhkan dengan Roh Kudus-Nya. Dan jangan lupa, kita tidak pernah sendirian. Ada begitu banyak saudara seiman yang menopang kita dalam doa dan kasih.
Percayalah: selama kita melangkah bersama Tuhan, misi kasih-Nya akan terus menyala di dunia ini.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!





