Renungan Harian: Dibenci Karena Nama-Nya

88

Renungan Harian, Sabtu 24 Mei 2025
Bacaan Injil: <span;>Yohanes 15:18–22

Dibenci Karena Nama-Nya

Dalam iman, kita percaya bahwa Yesus yang kita imani, tidak pernah menjanjikan bahwa mengikuti Dia akan membuat hidup kita mulus, tanpa masalah. Sebaliknya, Dia memperingatkan bahwa menjadi murid-Nya berarti siap menghadapi kebencian dunia.

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” (Yohanes 15:18). Dunia yang dimaksud di sini adalah sistem kehidupan yang menolak Allah, yang hidup dalam dosa, dan yang tidak mengenal kebenaran.

Dalam Injil hari ini Yesus juga menegaskan bahwa dunia akan membenci kita karena mereka tidak mengenal Bapa yang mengutus Dia. Ketika terang hadir di tengah gelap, terang itu mengganggu. Kehadiran orang percaya yang hidup benar, jujur, penuh kasih, dan kudus seringkali dianggap menghakimi oleh dunia. Padahal, mereka hanya mencerminkan Kristus.

Yesus juga menegaskan bahwa dunia tidak lagi punya alasan untuk berdosa karena Ia sudah datang dan menyatakan kebenaran (bdk. Yoh 15: 22). Kehadiran Yesus menyingkapkan dosa manusia dan membuat manusia tak bisa lagi berlindung di balik ketidaktahuan.

Yesus juga mengingatkan bahwa sebelum dunia membenci kita, Ia sudah lebih dahulu dibenci. Ini adalah penghiburan bagi kita: kita tidak sendiri dalam penderitaan karena iman. Justru, penderitaan itu menjadi bukti bahwa kita adalah milik Kristus.

Oleh karena itu, ditengah aneka godaan dan kebencian dunia, kita tidak boleh kompromi dengan dunia. Terkadang kita sangat tergoda untuk menyesuaikan diri dengan dunia agar diterima. Namun, Yesus memanggil kita untuk setia. Kebenaran kadang menyakitkan, kasih kadang ditolak, dan kesetiaan pada Kristus bisa dianggap fanatik. Tetapi penghiburan kita adalah bahwa Kristus menyertai kita, dan upah kita besar di sorga.

Marilah kita berefleksi, apakah saya pernah mengalami penolakan karena iman saya? Bagaimana saya meresponsnya? Apakah saya sedang berkompromi dengan dunia demi kenyamanan dan penerimaan? Apakah saya tetap bersaksi dengan kasih dan kebenaran walau dunia menolak?

Tuhan memberkati dan Ave Maria.