RENUNGAN HARIAN, Kamis, 6 Maret 2025
Bacaan I: Yes 58:1-9a
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.5-6a.18-19
Bait Pengantar Injil: Am 5:14
Bacaan Injil: Mat 9:14-15
Masa prapaskah adalah masa pertobatan bagi kita. Kemarin baru saja kita menerima abu di dahi kita yang mengingatkan akan kerapuhan dan dosa kita. Kita diajak untuk “bertobat dan percaya kepada Injil”.
Selama masa Pra Paskah ini kita diajak untuk untuk melakukan tindakan-tindakan rohani sebagai upaya memurnikan jiwa kita. Berdoa, berderma dan berpuasa merupakan tiga bentuk tindakan rohani yang mesti kita lakukan.
Surat Gembala Prapaskah 2025, Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega
Namun semuanya harus dilakukan dari ketulusan hati sebagai ungkapan tobat batin kita.
Untuk itu, kita perlu merenungkan pernyataan Tuhan melalui mulut nabi Yesaya pada pagi ini, yang menegaskan agar kita melakukan usaha pemurnian diri dari kedalaman hati kita.
“Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.” (Yes 58:6-9).
Jadi berpuasa harus sungguh nyata dalam perbuatan-perbuatan baik. Berpuasa bukan soal mengekang sesuatu. Tetapi, berpuasa sesungguhnya adalah berkurban.
Marilah kita berproses dalam puasa yang sejati! Mata, hati, tangan dan seluruh indra, kita gunakan untuk kebaikan.
Semoga kita berproses dalam laku tobat yang mengalir dari kedalaman jiwa kita.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!