SORONG, KOMSOSKMS.ORG — Hari pertama Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) I Provinsi Papua Barat Daya berlangsung meriah pada Jumat (7/11/2025). Perhelatan rohani yang dinanti-nantikan umat Katolik se-Tanah Papua Barat Daya ini diawali dengan defile kontingen peserta dari enam kabupaten/kota, dimulai dari depan Kampus Santo Paulus Sorong menuju Gereja Katedral Kristus Raja Kota Sorong.

Dengan mengenakan busana khas daerah dan membawa bendera kontingen masing-masing, para peserta menampilkan wajah sukacita iman diiringi lagu-lagu pujian. Defile meriah ini menjadi tanda dimulainya Pesparani perdana di provinsi termuda di Indonesia itu.
Gubernur Elisa Kambu Buka Secara Resmi
Acara pembukaan berlangsung khidmat di Gereja Katedral Kristus Raja Sorong dan dibuka secara resmi oleh Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu. Pesparani tahun ini mengusung tema: “Bernyanyi dan Bermazmur bagi Kemuliaan Nama Tuhan.”

Turut hadir dalam acara pembukaan antara lain Bupati Maybrat Karel Murafer, Bupati Sorong Selatan Petronela Krenak, Sekda Maybrat Ferdinandus Taa, serta para pejabat Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, perwakilan Kemenag, dan ratusan umat beriman dari berbagai paroki.
Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi Syukur yang dipimpin oleh Pastor Paroki Kristus Raja, P. Emanuel Tenau, Pr, bersama tujuh imam konselebran. Dalam sambutannya mewakili Uskup Keuskupan Manokwari–Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr, Pastor Emanuel menyampaikan makna rohani Pesparani bagi umat Katolik.
“Pesparani adalah kesempatan untuk menghidupkan keindahan nyanyian liturgis Gereja. Santo Agustinus pernah berkata, ‘Qui bene cantat bis orat’ — siapa yang bernyanyi dengan baik, ia telah berdoa dua kali,” ujarnya.

Ia menegaskan, talenta musik dan suara adalah anugerah Tuhan yang harus dirawat, dilatih, dan dipersembahkan kembali untuk kemuliaan Allah dan pembangunan Gereja di Tanah Papua.
“Semoga Pesparani ini memperkuat jejaring persaudaraan lintas paroki, keuskupan, dan daerah; menjadi tanda mata Gereja Katolik dalam membangun perdamaian, dialog, dan solidaritas di tengah masyarakat,” tambahnya.
Hadiah Rp100 Juta dari Gubernur
Dalam sambutannya, Gubernur Elisa Kambu menekankan bahwa Pesparani adalah peristiwa iman, bukan sekadar kompetisi seni suara.
“Semua peserta datang dengan hati yang penuh sukacita, membawa syair-syair pujian untuk memuliakan kebesaran Tuhan. Ini bukan hanya nyanyian syukur, tetapi juga doa dan permohonan kepada Sang Pemilik Hidup,” katanya.

Gubernur asal Maybrat itu juga menyampaikan apresiasinya atas semangat umat Katolik yang berpartisipasi aktif. Ia mengakui bahwa sebagai Pesparani pertama, tentu masih ada kekurangan.
“Tapi kita optimis, besok pasti lebih baik dari hari ini,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Sebagai bentuk dukungan, Elisa Kambu berjanji memberikan hadiah sebesar Rp100 juta kepada kontingen yang meraih juara umum I.
“Ini dari dana pribadi saya, untuk pembinaan para peserta yang tampil terbaik,” ungkapnya.
LP3KD: Bernyanyi untuk Memuliakan Tuhan
Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Papua Barat Daya, Elias Yumte, menuturkan bahwa Pesparani bukan hanya ajang lomba, tetapi juga wadah pembinaan seni budaya Katolik dan musik liturgi.
“Kami pernah ikut Pesparani Katolik Nasional ke-3 tahun 2023 di DKI Jakarta dan berhasil membawa pulang tiga medali emas. Itu menjadi motivasi bagi kami untuk terus membina dan mengembangkan potensi umat Katolik di provinsi ini,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah serta sambutan hangat umat Katolik di seluruh Papua Barat Daya.
“Kita tidak hanya mencari kemenangan, tapi lebih dari itu: kita bernyanyi untuk memuliakan Tuhan. Mari hilangkan rasa khawatir dan kompetisi yang tidak sehat. Kita hadir di sini untuk memuji nama Tuhan dengan hati gembira,” ujarnya penuh semangat.

Pesan dari Kemenag dan Panitia
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Papua Barat, Luksen Jams Mayor, berpesan agar peserta menjunjung tinggi sportivitas dan persaudaraan.
“Pesparani ini bagian dari pernyataan iman. Bernyanyilah dengan hati, karena dengan begitu kita menampakkan cinta kepada Tuhan dan membangun harmoni antarumat,” katanya.

Ketua Panitia Pesparani Katolik I Papua Barat Daya, Pieter Jefry Baru, menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memuji Tuhan melalui seni suara.
“Pesparani menjadi sarana ibadah, mempererat persaudaraan, serta menumbuhkan bakat dan kreativitas umat Katolik,” ujarnya.
Ia menambahkan, seluruh panitia telah bekerja lebih dari satu bulan untuk mempersiapkan perhelatan ini di tengah berbagai tantangan. Namun berkat kerja sama dan semangat pelayanan, acara dapat terselenggara dengan baik.
“Kami bersyukur atas dukungan banyak pihak. Mari kita ikuti seluruh rangkaian lomba dengan sportivitas dan integritas demi kemuliaan nama Tuhan,” tambahnya.
256 Peserta, 13 Kategori Lomba
Pesparani Katolik I Papua Barat Daya diikuti oleh enam kontingen dari kabupaten/kota di provinsi ini dengan total 256 peserta, pelatih, dirigen, dan ofisial. Seluruh lomba digelar di Gedung Lux ex Oriente, kompleks Gereja Katedral Kristus Raja Sorong.
Adapun 13 kategori lomba yang dipertandingkan meliputi: Paduan Suara Anak, Paduan Suara Remaja Gregorian, Paduan Suara OMK Campuran, Paduan Suara Dewasa Pria Gregorian, Paduan Suara Dewasa Wanita, Paduan Suara Dewasa Campuran, Mazmur Anak, Mazmur Remaja, Mazmur OMK, Mazmur Dewasa, Cerdas Cermat Rohani Anak, Cerdas Cermat Rohani Remaja, Bertutur Kitab Suci.
Kegiatan Pesparani I Papua Barat Daya akan berlangsung hingga Minggu, 9 November 2025, dan menjadi momentum iman yang diharapkan terus mengobarkan semangat persaudaraan, cinta kasih, dan pelayanan di tengah umat Katolik Papua Barat Daya.
P. Fransiskus Katino, Pr – KOMSOSKMS





