Manado. Bertempat di Aula Wisma Lorenzo-Lotta (Minggu, 26 Januari 2025) segenap peserta Wisata Rohani OMK St. Aloysius Gonzaga mengikuti materi pembekalan dari Pastor Paroki Emaus Sorong, RP. Martinus Mada Werang, OSA. Materi yang diberikan oleh Pastor Martin Werang, OSA ini bertemakan “Orang Muda dan Tantangan Hidup Menggereja Dewasa Ini”. Melalui tema ini, Pastor Martin mengajak para OMK St. Aloysius Gonzaga untuk Menimba Spirit Perjalanan Dua Murid ke Emaus.
Terdapat tiga hal mendasar dari kisah perjalanan dua murid ke Emaus, antara lain: Pertama, Yesus berjalan bersama mereka. Pasca penyaliban Tuhan Yesus, banyak murid Yesus yang mengundurkan diri dan meragukan kepercayaan mereka akan Yesus. Walaupun demikian Yesus tetap menampakkan diri-Nya kepada mereka. Demikian juga, dalam kecemasan serta ketakutan, dua murid yang hendak ke Yerusalem dan singgah di Emaus, rupanya Yesus juga ikut dalam perjalanan itu walaupun mereka berdua sebelumnya tidak menyadari-Nya bahwa Yesus hadir dan ada bersama mereka. Ini mau menunjukkan bahwa bagaimana pun juga kaum muda, dalam perjalanan peziarahan hidup mereka, mereka perlu sadar bahwa mereka tidak berjalan sendiri. Bahwa Yesus selalu ada mendampingi mereka dalam keadaan hidup mereka.
Kedua, hal kedua yang menarik ialah “Terbukalah Mata Mereka” dan mengenali Yesus. Ketika Yesus mulai makan bersama, berdoa dan memecahkan roti, dua murid ke Emaus itu akhirnya terbuka matanya dan sadar bahwa ternyata selama dalam perjalanan mereka, Yesus hadir bersama mereka.
Kesadaran dari OMK St. Aloysius Gonzaga bahwa Yesus selalu hadir bersama mereka itu memungkinkan kedekatan dan relasi yang intim dengan Tuhan melalui perayaan Ekaristi dan kegiatan rohani lainnya. Ketika OMK menyadari kehadiran Yesus dan terus membangun relasi yang intens melalui doa dan ekaristi, di saat seperti itulah –seperti dua murid yang ke Emaus yang terbuka matanya– OMK dapat melihat dan menata hidup dengan lebih baik ke depannya.
Dengan “terbuka mata mereka” OMK juga terbuka dalam melihat situasi-situasi sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat atau di sekitar kehidupan menggereja. Supaya “dengan terbuka mata mereka” OMK menyadari tugas dan tanggung-jawabnya sebagai bagian penuh dari anggota gereja.
Ketiga, setelah terbuka mata mereka dalam kisah perjalanan dua murid ke Emaus adalah “Dua Murid itu Segera Pergi Memberitahukan kabar tersebut kepada para rasul lainnya”. Mereka segera pergi tanpa menunda-nunda, berarti ada sebuah gerakan. Ketika dua murid menyadari bahwa Yesus ada bersama-sama dengan mereka, mereka bergegas pergi untuk memberitahu para murid yang lainnya bahwa Yesus telah sungguh bangkit.
Ini menandakan bahwa OMK St. Aloysius Gonzaga harus juga menyadari bahwa setelah terbuka mata mereka OMK harus ada suatu gerakan yang perlu mereka lakukan tanpa menunda-nunda, yaitu pembaharuan diri.
Menurut Pastor Martin Werang, OMK perlu berbuat sesuatu dalam kehidupan menggereja mereka, supaya OMK bukan hanya nama tetapi menjadi suatu gerakan mempertahankan iman mereka dan juga supaya bantu menyelamatkan jiwa-jiwa atau rekan-rekan muda mereka yang mungkin selama ini tersesat atau jauh dari kehidupan menggereja.
Pada akhir dari materi ke-3 ini, Pastor Martin Werang menjelaskan seputar tahun Yubelium. Menurut Pastor Martin, Tahun 2025 ini Gereja Katolik memasuki Yubelium. Peziarahan ini adalah peziarahan rohani atau peziarahan pertobatan juga bagi kaum muda supaya jangan anti dalam kehidupan pertobatan.
Pastor Martin mengajak OMK St. Aloysius Gonzaga agar perlu menerima sakramen rekonsiliasi. Dengan begitu, OMK dapat menyadari bahwa kerahiman Allah itu benar-benar ada dalam hidup mereka. Salah satunya, dengan melakukan pengakuan dosa supaya mereka makin menyadari bahwa kehidupan mereka sungguh diperhatikan oleh Tuhan.
Mungkin banyak kaum muda tidak mau bergabung dalam kelompok OMK karena mereka merasa diri bahwa mereka berdosa. Tetapi mereka lupa bahwa rahmat sakramen pengampunan selalu ada. Allah adalah Allah yang Maharahim, maka Dia akan selalu membuka pintu kerahiman-Nya untuk menolong setiap umat-Nya, asalkan manusia punya niat untuk mau bertobat.
Sesudah diberikan materi ke-3, para OMK mendapatkan kesempatan untuk menerima sakramen rekonsiliasi.
Semua OMK sangat antuasias dari awal mengikuti materi pembekalan hingga pada penutupan dengan penerimaan sakramen rekonsiliasi.***Ivko***