
KOMSOSKMS.ORG, AYAWASI – Ribuan umat Katolik dari berbagai pelosok wilayah Maybrat memadati Gereja Paroki St. Yoseph Ayawasi dalam Misa syukur atas tahbisan Uskup Timika yang baru, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, pada Minggu (22/6). Perayaan berlangsung meriah dengan nuansa budaya lokal yang kental, khususnya budaya masyarakat Maybrat.

Sejak awal misa, atmosfer syukur dan kebanggaan begitu terasa. Iring-iringan tarian adat Kelompok Wuon menyambut kedatangan Uskup Bernardus yang merupakan putra asli Desa Suswa, Distrik Mare, Kabupaten Maybrat. Para penari adat tampil mengenakan pakaian khas Papua yang didominasi warna merah, menari dengan semangat untuk mengantar perarakan Uskup menuju altar.
Hadir dalam perayaan ini para imam dari Tim Pastoral Wilayah (TPW) Maybrat, para suster, frater, serta tamu undangan dari unsur pemerintah: Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, Bupati Maybrat Karel Murafer, Wakil Bupati Maybrat, Sekretaris Daerah Ferdinandus Taa, serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Maybrat.

Dalam homilinya, Uskup Bernardus menggarisbawahi makna Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang dirayakan pada hari yang sama. Ia menekankan peran penting para pelayan Gereja dalam memberikan “makanan rohani” bagi umat.
“Uskup, imam, diakon, pendeta—kita semua dipanggil untuk memberi makan umat, terutama makanan rohani. Ini bisa berupa katekese, rekoleksi, misa inkulturatif, serta kegiatan iman lainnya,” tegas Uskup Bernardus.

Ia juga mengingatkan agar pelayanan tersebut dijalankan dengan tulus, bukan untuk kepentingan pribadi atau hanya demi ritual seremonial.
“Para pelayan hendaknya jangan mengejar perayaan seremonial belaka demi mengejar hal-hal duniawi. Umat banyak mengkritik para imam, para pendeta, hanya mengejar perpuluhan, mengejar stipendium, bukan melayani umat secara sungguh kepada orang yabg lapar dan haus akan kasih,” ujar Uskup.

Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu S.Sos, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan haru atas tahbisan Uskup Bernardus, yang disebutnya sebagai “janji Tuhan bagi orang Maybrat.”
“Terpilihnya Uskup Bernardus Baru bukanlah kehendak kita orang Maybrat, tapi semua terjadi atas otoritas dan kehendak Tuhan,” tegas Bapak Gubernur Elisa.
“Bagi kita orang Maybrat, ini adalah janji Tuhan. Bagi kita yang tinggal di Maybrat, bagi anak-anak Maybrat, tugasmu dan tugas kita berdoa bagi panggilan yang mulia ini. Agar Bapak Uskup dapat menjalankan panggilannya, untuk memberi makan umat, sebagaimana tadi ditegaskan dalam refleksi, kotbah beliau,” Ujar Gubernur.

Bupati Maybrat, Karel Murafer S.H., M.H dalam ucapan selamat datangnya juga mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas terpilihnya putra Maybrat menjadi gembala umat Katolik di Keuskupan Timika.
“Tentunya sebagai orang Maybrat, kita berbangga hati dan mengucap syukur kepada Tuhan karena dalam perjalanan 76 tahun yang silam, Tuhan telah menganugerahkan putra terbaik kita untuk pimpin Gereja Katolik di Papua Tengah, di Keuskupan Timika,” tegas Karel Murafer.

Sementara Sekda Kabupaten Maybrat, Ferdinandus Taa, sebagai Ketua Panitia syukuran tahbisan Uskup Bernard menyampaikan ungkapan syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang <span;>telah bekerja keras demi suksesnya acara syukur ini.
Profil Singkat Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA
Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA lahir di Desa Suswa, Distrik Mare, Kabupaten Maybrat, pada 22 Agustus 1969. Ia merupakan anak kelima dari delapan bersaudara dari pasangan Awitaya Amos Baru dan Bohoato Salomina Bame.
Nama Bofitwos berasal dari dua kata dalam bahasa adat Maybrat, yakni bofit yang berarti “orang yang telah mengikuti pendidikan inisiasi” dan wos yang berarti “harapan.” Secara harafiah, Bofitwos berarti “pembawa harapan yang telah lulus pendidikan inisiasi.”

Riwayat pendidikan beliau dimulai dari SD YPPK Suswa (1985), SMP YPPK St. Don Bosco Fakfak (1987), SMA YPPK St. Augustinus Sorong (1990), dan kemudian studi lanjut di Institut Pastoral Indonesia (IPI) Semarang (D3), STFT Fajar Timur Jayapura (S1), serta pendidikan S2 dan S3 di Universitas Kepausan Urbaniana Roma di bidang Misiologi. Disertasinya berjudul “Traditional Ritual Symbols in Youth Initiation and Religious Beliefs Among the Maybrat of West Papua: A Missiological Study.”
Peneguhan Harapan dan Iman
Perayaan misa syukur ini bukan sekadar bentuk penghormatan kepada Uskup yang baru, tetapi juga menjadi momentum penting bagi umat Maybrat untuk meneguhkan harapan, iman, dan semangat pelayanan dalam Gereja. Sosok Uskup Bernardus menjadi inspirasi bagi generasi muda Papua untuk tetap setia dalam iman dan pendidikan.
Penulis: P. Fransiskus Katino, Pr – Komsoskms