Mgr. Hilarion Datus Lega: 15 Tahun Paroki Santo Yohanes Pembaptis ‘Parate Viam Domini’

168
‘Parate Viam Domini’
Foto Dokumentasi

SORONG-Uskup Keuskupan Manokwari Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega memimpin Misa Kudus Perayaan Ulang Tahun Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong ke 15 Tahun. Uskup sebagai konselebran utama misa syukur Pesta Pelindung Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman didampingi 7 Imam. Perayaan Misa diawali dengan perarakan dari Sakristi Paroki menuju pintu utama Gereja Katolik diiringi koor Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman dengan lagu ‘Mari-Mari Masuklah’ dihadiri ribuan umat serta tamu undangan, menyambut prosesi barisan para Imam dan Uskup dengan gembira menyanyikan lagu pembuka perayaan misa Kudus Minggu, 25 Juni 2023, pukul 08.00 WIT.

Membuka perayaan Misa Kudus, Uskup mengajak umat dengan doa tanda kemenangan Kristus lalu memberkati umat-Nya dengan salam pembuka, dilanjutkan dengan liturgi Gereja Katolik. Perayaan Liturgi dipandu Koor Paroki dengan lagu-lagu Ordinarium bernuansa bahasa Latin menambah kesakralan Misa Ulang Tahun Paroki Santo Yohanes Pembaptis.

Dalam khotbahnya, Uskup Mgr. H. Datus Lega menuturkan kehidupan dan kejujuran hati Yohanes Pembaptis dengan sebuah motto yang dihayati Uskup Timika “Parate Viam Domine”, yang artinya Siapkan Jalan Bagi Tuhan. Bagaimana umat menghayati pesan Injil ini? Uskup membuka hari umat untuk melihat kehidupan nyata Yohanes Pembaptis yang berarti Allah yang Berbelas Kasih. Mari kita lihat Injil Lukas 1:57-66. “Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. (Luk 1:57,59-60, 62-63).

Yang Mulia, Uskup Hilarion Datus Lega dalam khotbahnya mengajak umat beriman Paroķi Santo Yohanes Pembaptis untuk menghayati pesan Injil dan merayakan pesta kelahiran Yohanes Pembaptis dengan penuh kegembiraan. Uskup menuturkan perjalanan hidup umat Katolik membangun iman Kekatolikan di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman penuh dengan tantangan maka itu adalah bagian cerminan hidup Yohanes Pembaptis. Terkait Injil hari ini, Uskup meminta kepada semua umat untuk terus mewartakan kebenaran iman Katolik ke seluruh dunia khususnya di Tanah Papua sebagaimana Yohanes Pembaptis berani bersaksi tentang kebenaran itu.

Ada tiga hal yang disampaikan Yohanes Pembaptis dan harus dihayati umat Katolik. ‘Parate Viam Domini’ Pertama, Siapkan Jalan bagi Tuhan, Kedua, Ikuti Dia dan Ketiga Dengarkan Dia. Santo Yohanes Pembaptis menampilkan tiga hal ini untuk menyiapkan jalan bagi Mesias yang perlu dihayati umat Katolik. “Maka sebagai mahkluk hidup memiliki ciri rohani yang tinggi, kita harus siapkan jalan bagi Tuhan. Kedua Bersaksi, umat Paroki harus bisa memberi kesaksian, mengikuti jejak-jejak Yohanes Pembaptis memberika kesaksian tentang Kristus. Ketiga mengikuti suri teladan Yohanes Pembaptis, walaupun namanya tidak lagi ditulis dalam Kitab Suci, namun Yohanes Pembabtis sebagai tokoh sentral yang menyiapkan kedatangan Tuhan, tidak menyatakan diri sebagai Tuhan melainkan sebagai orang yang menyipakan jalan bagi Tuhan atau Parate Viam Domini,” terang Uskup Datus Lega.

Kita juga harus yakin, kata Uskup bahwa karya belaskasih Allah tidak hanya terjadi di masa lampau tetapi juga terjadi di masa kini. Kita sebagai Gereja yang merayakan kelahiran Yohanes harus bisa mencontohi hidupnya. Ia mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Kelahiran Yohanes Pembaptis menyertakan peristiwa iman yang istimewa bagi kita. Elisabeth yang sudah lanjut usia dinyatakan mandul, ternyata melahirkan Yohanes. Inilah bentuk karya belas kasih Allah sehingga “Yohanes berarti Allah berbelas kasih”. Karya mujizat Allah bukan merupakan kisah masa lampau tetapi juga tetap berlangsung sampai saat ini,” ujar Uskup.

Lebih lanjut kata Mgr. H. Datus Lega, kehidupan Yohanes yang sangat sederhana, hidup mengembara, pakaiannya kulit binatang dan makannya belalang dan madu hutan menggambarkan siapa Yohanes Pembaptis itu. Ternyata Yohanes memiliki hati yang lembut dan rendah hati.

Terbukti ketika orang pada jamannya menanyakan apakah dirinya Mesias, dengan jujur dan rendah hati Yohanes mengatakan “membungkuk untuk membuka tali kasut-Nya pun tidak layak”. Yohanes tidak memanfaatkan kesempatan. Tetapi Ia bersaksi tentang kebenaran kedatangan Isa Almasih.

Yohanes mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Sebagai seorang nabi, ia menjalankan fungsi kenabiannya dengan tegas dan lugas, menegur yang salah dan meluruskan yang bengkok. Hal ini harus dimiliki umat Katolik di Paroki ini,” ajak Uskup. Bahkan kata Uskup sesuai isi Injil, teguran Yohanes kepada Herodes akhirnya membawanya kepada kematian keji, kepalanya dipenggal. Inilah bentuk kesaksian hidup Yohanes yang tetap teguh, ia tidak takut membela kebenaran.

Umat terkasih, lanjut Uskup KMS, misi Gereja mendapat tantangan, apakah kita terus memperjuangkan kebenaran di Tanah Papua atau kita mudah menyerah jika menghadapi tantangan dan kesulitan? Bahkan lari dan takut menghadapi tantangan itu? Semoga umat Paroki tetap meneladan Yohanes Pembaptis yang tegas dan lembut serta tulus hatinya.

Sebelum berkat Penutup, Mgr. H. Datus Lega memberikan pesan Pastoral kepada umat Katolik Paroki Santo Yohanes Pembaptis bahwa kehidupan perempuan tidak dapat dipisahkan dari Gereja dan masyarakat. Semula Gereja merupakan sekelompok orang yang bertekun dengan sehati dan berkumpul tiap-tiap hari di bait Allah, memecah roti dan makan bersama, bergembira dengan hati memuji Allah. Para murid berkumpul karena didorong oleh Roh Yesus. Bagaimana dengan Gereja zaman sekarang? Tidak mengherankan bahwa dalam perubahan zaman ini, kaum perempuan gigih berjuang berupaya mengubah paradigma gender di berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek menggereja, maka Gereja dipenuhi dengan kaum perempuan sedangkan kaum pria hanya sedikit aktif ke Gereja.

Misa Lingkungan dipenuhi kaum perempuan, bahkan Misa di Gereja juga dipenuhi kaum perempuan. Terkait hal ini, Uskup mengajak seluruh umat Katolik untuk berperan aktif dalam kehidupan menggereja. “Mari terlibat aktif dalam hidup menggereja. Membangun Gereja baru bukan hanya menyiapkan fisik saja tetapi menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas rohani dan aktif menggereja,” ajak Uskup.

Setelah misa syukur dilanjutkan dengan acara resepsi dan peniupan lilin HUT Paroki ke 15 Tahun oleh Uskup, Pastor Paroki, Asisten I mewakili Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Penjabat Walikota Sorong diwakili Asisten I, Tokoh Umat, Ketua DPRD Kabupaten Tambrauw. Proficiat dan Selamat Pesta Pelindung Paroki Santo Yohanes Pembaptis ke 15 Tahun,” ucap seluruh hadirin dengan menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong. Kemudian pembagian hadiah lomba dan pertandingan. (Ren/Komsos)