Hugo Rizal Wisnugroho, S.Si, : Pentingnya Moderasi Beragama dan Implementasi

62
Pentingnya Moderasi Beragama
Foto Dokumentasi

SORONG -Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Hugo Rizal Wisnugroho, S.Si, mengatakan Penyuluh agama Katolik non-PNS adalah ujung tombak Bimas Katolik Kementerian Agama dalam melaksanakan tugas membimbing dan mengembangkan visi-misi Kementerian Agama RI. Maka para penyuluh agama Katolik haruslah berkualitas dan inovatif.

Demikian dikatakan Pembimas Katolik Hugo Rizal Wisnugroho, S.Si, sekaligus sebagai Narasumber Moderasi Beragama, didampingi Moderator Kepala Seksi Bimas Katolik, Samuel Helyanan, S.Fils., mengangkat tema sentral, “Menuju Penyuluh Agama Katolik yang Berkualitas dan Inovatif”, di Asrama Haji Kota Sorong, Kamis, 8 Juni 2023

Pemaparan materi, Hugo Rizal Wisnugroho mengajak 34 peserta penyuluh agama Katolik non-PNS untuk menggali nilai-nilai moderasi beragama. Maka Hugo Rizal mengatakan sebanyak 34 peserta harus mampu mendalami apa itu Moderasi Beragama. Hugo memberikan kesempatan kepada para peserta untuk membuat tulisan terkait pemahamannya tentang moderasi beragama dan implementasi.

Dalam kurun waktu 15 menit, para peserta mengumpulkan hasil refleksinya dalam bentuk tulisan dan mendapat penilaian dari tiga orang Pastor yakni Pastor Izaak, Pastor Adri dan Pastor Libertus.

Penilaian terbaik ada pada Suryani Sitinjak, Laurentius Reresi dan Marto Lada. Ketiganya diberikan kesempatan mempresentasikan tulisan dan diberi apresiasi hadiah dari Panitia Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat.

Untuk melengkapi presentasi 3 penulis terbaik, Narasumber Hugo Rizal Wisnugroho, S.Si, memberikan kesempatan Kepala Seksi Bimas Katolik Kabupaten Sorong, Ny. Matelda Ribo,SE.,M.Si., menyampaikan pokok-pokok penting moderasi beragama

Matelda menyampaikan point penting dalam Moderasi Beragama sebagai berikut ada 4 Indikator Moderasi Beragama yang ditegaskan oleh Kementerian Agama RI, yaitu Komitmen kebangsaan, Toleransi, Anti Kekerasan, dan Penerimaan Terhadap Tradisi. “Keempat indikator ini perlu dipahami oleh para penyuluh agar dapat memberikan penyuluhan kepada kelompok-kelompok binaan dengan baik dan benar,” terang Matelda Ribo, SE., MSi.

Pada akhir diskusi, Hugo Rizal Wisnugroho, S.Si, mengatakan para penyuluh agama Katolik harus mampu memahami moderasi beragama sehingga dalam tugas penyuluhan dapat menjadi penyuluh yang baik. “Ingat Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang.

Maka sebagai umat Katolik harus mampu menginternalisasi nilai-nilai Injili dan menjadi contoh dan teladan bagi orang lain. Pemerintah pun menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Mari membantu pemerintah melalui kegiatan penyuluhan agar negara tercinta ini hidup rukun dan damai,”ajak Hugo Rizal Wisnugroho. (Ren)