Potret misa penutupan Synode Keuskupan Manokwari-Sorong Kamis (15/9/2022) |
Paus Fransiskus mengajak seluruh Gereja merenungkan tema yang menentukan bagi hidup dan misinya :” Jalan Sinodalitas” ‘Berjalan bersama’. Jalan inilah yang diharapakan Allah dari Gereja millennium ketiga ini. Pertanyaan mendasar mendorong dan menuntun kita : Bagaimana “berjalan bersama”, yang sedang terjadi saat ini di pelbagai tingkatan yang berbeda, memungkinkan Gereja mewartakan Injil sesuai dengan misi yang dipercayakan kepadanya; dan langkah-langkah apa yang diminta oleh Roh Kudus untuk kita tempuh agar berkembang sebagai Gereja Sinodal ?
Menanggapi ajakan Bapa Suci Fransiskus, Keuskupan Manokwari-Sorong sebagai Gereja Lokal tentu berkomitmen untuk terus bertumbuh bersama dalam berbagai aspek kehidupan (sosial, politik, ekonomi, kemanusiaan) dan berjalan bersama dengan mengedepankan hakekat kepapuaan dengan segala problematikanya di dalam bingkai rasa kekatolikan Papua. Itu berarti ketika kita memilih untuk berjalan bersama di tanah ini (Tanah Papua ) maka kita harus siap untuk tumbuh bersama dengan realita yang ada di tanah ini. Duka dan kecemasan, harapan dan sukacita OAP adalah duka dan kecemasan, harapan dan sukacita Umat Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong khususnya dan Papua umumnya.
Spritualitas berjalan bersama mendorong kita untuk bersekutu mengambil bagian dalam tugas perutusan Kristus, mewartakan keselamatan kepada segala mahkluk. Karena kita tinggal di Papua maka hakekat kepapuaan harus ditonjolkan dalam citarasa kekatolikan Papua sebagai wujud nyata penghayatan akan spiritualitas berjalan bersama. Demi Sebuah Gereja Synodal: Persekutuan, Partisipasi, Misi (P. Adi Bon)