Renungan Harian: Iman yang Menggerakkan Gunung

132

Renungan Harian, Sabtu, 09 Agustus 2025
Bacaan Injil: Matius 17:14–20

“Iman yang Menggerakkan Gunung”

Iman sejati bukan hanya sebuah kepercayaan dalam pikiran, melainkan sebuah keyakinan yang mengakar dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Dalam Injil hari ini, kita melihat bagaimana para murid Yesus gagal mengusir roh jahat dari seorang anak yang sakit ayan. Kegagalan mereka bukan karena kurangnya teknik, melainkan karena kurangnya iman.

Yesus menegur mereka dengan keras: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” (Mat 17:17). Teguran ini bukan sekadar ekspresi kekecewaan, tetapi sebuah panggilan untuk memperdalam iman mereka, agar tidak sekadar berjalan bersama Yesus secara fisik, tetapi sungguh percaya dan bersandar penuh pada kuasa-Nya.

Ketika mereka bertanya mengapa mereka gagal, Yesus menjawab dengan sangat jelas: “Karena kamu kurang percaya… Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja…” (Mat 17:20). Biji sesawi adalah yang terkecil dari semua benih, tetapi Yesus menggunakan gambaran ini untuk menegaskan bahwa iman yang kecil namun tulus dan murni, mampu menggerakkan hal-hal besar, bahkan memindahkan gunung!

Apa “gunung” yang sedang menindih hidup kita saat ini? Mungkin itu persoalan keluarga, kesehatan, ekonomi, luka batin, atau beban pelayanan yang berat. Sering kali kita merasa mustahil mengatasinya. Tapi hari ini Yesus meyakinkan kita: jika kita sungguh percaya, tidak ada yang mustahil. Bukan karena kekuatan kita, tetapi karena kuasa Allah yang bekerja dalam diri orang yang percaya.

Namun, iman tidak cukup hanya dibicarakan. Iman harus dipelihara, dipupuk, dan dijalani. Santo Ignatius Loyola mengingatkan: “Berdoalah seakan-akan segalanya bergantung pada Allah, dan bekerjalah seakan-akan segalanya bergantung padamu.” Artinya, kita perlu terus mengandalkan Allah dalam doa, sekaligus berjuang dengan seluruh daya yang kita miliki.

Saat kita menghadapi ketidakpastian hidup, tantangan pelayanan, atau kesulitan pribadi, jangan biarkan keraguan merampas keberanian kita. Jangan hanya mengandalkan logika manusia, tetapi libatkan Allah dalam setiap keputusan dan perjuangan. Dengan iman, gunung-gunung yang tampak mustahil pun bisa dipindahkan.

Tuhan memberkati. Ave Maria!