Sorong – Papua Barat Daya. Nuansa perayaan Tahun Baru Imlek yang didominasi warna merah nampak menghiasi Gereja Kristus Raja Katedral Sorong (2/1/2025). Pada perayaan Hari Minggu Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah, komunitas Etnis Tionghoa Katolik Paroki Katedral menggelar Misa Syukur atas Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 29 Januari 2025 yang lalu.
Hadir dalam perayaan tersebut umat Paroki Kristus Raja dan juga Komunitas Umat Katolik Tionghoa (KUMKAT) Paroki St. Petrus, Remu yang sehari sebelumnya, (Sabtu, 1/2/2025) merayakan Ekaristi bernuansa yang sama.
Pada perayaan di Katedral, Ekaristi dipimpin oleh Pastor Paroki, RD. Emanuel Tenau. Nampak Pastor dalam merayakan Ekaristi, selain mengenakan pakaian liturgi Gereja Katolik, pada waktu perarakan juga mengenakan simbol Tionghoa dalam bentuk topi bermotif Tionghoa. Para misdinar pun menggunakan baju cheongsam yang semakin mewarnai budaya Tionghoa.
Dalam homilinya, Pater Manu mengajak untuk menyadari makna persembahan, sebagaimana yang dirayakan pada Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah.
“Dalam bahasa Latin persembahan itu ‘offertorium’, yang menunjuk pada pemberian. Dalam bahasa Inggris ‘giving’ jadi gerakan untuk melakukan itu tidak passive tetapi active” kata Pater Manu.
Persembahan pertama-tama merupakan tindakan iman yang dilakukan untuk Tuhan.
“Jadi gerakan pemberian itu pertama-tama memang harus diberikan kepada Tuhan. Kenapa pemberian itu diberikan kepada Tuhan? Sejalan dengan kebutuhannya disebut mencintai Tuhan, jadi harus ada persembahan yang diberikan kepada Tuhan” tegas Pastor Paroki yang sekaligus Ketua STPK St. Benediktus ini.
Pastor Manu juga mengajak umat untuk belajar dari Bunda Maria dan St. Yosep yang memberikan persembahan total kepada Tuhan dalam rupa anak laki-lakinya. Persembahan dalam rupa apapun harus diberikan secara total.
Diakhir homilinya, Pater Manu mengajak semua umat untuk mempersembahkan apa yang ada dan dialami saat ini kepada Tuhan.
“Maka marilah Bapak-bapak dan Ibu-ibu terkasih, kita mempersembakan diri bagi Tuhan. Persembahankan penderita, persembahkan kegelisahan, persembahkan kebahagian sukacita, persembahkan keluarga-keluarga kita, persembahkan pekerjaan, persembahkan bagi yang sakit, persembahkan semua pergumulan-pergumulan kita kepada Tuhan. Kita persembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan supaya Tuhan yang memulai dari yang baik akan mengatur dan membantu langkah hidup kita” tegas Pater Manu.
Ketua komunitas Etnis Tionghoa Katolik Paroki Katedral, Frans Tung, mengungkapkan rasa syukur sekaligus mengapresiasi kegiatan pada hari ini.
“Iya ini untuk pertama kali ya, setelah sekian lama kita kembali membuat misa budaya bernuansa etnis Tionghoa di hari Imlek ya dan kali ini kita menggabung antara Etika dari Katedral Sorong dengan Kumkat Santo Petrus Remu. Mudah-mudahan kegiatan ini akan berkelanjutan terus berguna buat kita semua terutama membengun iman dan pelayaan di gereja Kristus Raja” katanya.
Dalam perayaan tersebut, anak-anak yang hadir turut bersukacita karena mendapatkan angpao yang disiapkan oleh komunitas ETIKA. Setelah komuni, ketika anak-anak mendapat berkat, mereka juga mendapat angpao yang dibagikan oleh Suster.
Setelah perayaan Ekaristi diadakan acara ramah tamah. Semua umat Tionghoa yang hadir dari Paroki Kristus Raja Katedral dan St. Petrus Remu melebur menjadi satu dalam sukacita bersama.
Hadir dalam ramah tersebut, selain Pastor Paroki, juga hadir Pastor Yosep SVD, Pastor Paroki St. Petrus dan P. Goris SVD, Pastor rekan Paroki St. Petrus.
Kontributor Berita: Stefen Hukom – Komsos Katedral
Editor: Komsos