Ayawasi-Maybrat. Duka menyelimuti umat di wilayah kepala Burung, tepatnya Paroki St. Josef, Ayawasi ketika mengiringi pemakaman Bapak Yohanes Kore, Ketua Pengurus Sekolah Wilayah (PSW), Maybrat (14/1/2025). Yohanes Kore dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu, 11/1/2025, pukul 11.00 di RS John Piet Wanane, Kabupaten Sorong, pada usia 70 tahun.
Misa requiem dilaksanakan di Gereja Paroki St. Josep, Ayawasi. Perayaan dipimpin oleh RD. Fransiskus Katino dan pengkhotbah Pastor Paroki, RP. Felix Janggur, OSA. Ambil bagian dalam konselebrasi RP. Chris Sasior, OSA, RP. Valle Serin, OSA.
Dalam homilinya, Pater Felix menegaskan bahwa cinta membutuhkan pengorbanan.
“Bapak Yohanes Kore memiliki cinta yang besar dalam dunia pendidikan maka ia pun mendedikasikan diri seutuhnya pada dunia pendidikan di tanah Ayawasi ini” kata Pater Felix
Pater Felix juga menegaskan bahwa kematian merupakan peralihan dari hidup di dunia menuju keabadian. Bapak Yohanes Kore telah mengakhiri Peziarahan di dunia dan kini ia kembali ke pangkuan Bapa Surgawi.
Yohanes Kore merupakan tokoh pendidik di wilayah Kepala Burung yang telah mendedikasikan dirinya bagi pendidikan anak-anak Papua sejak masih muda.
Pada tahun 1973 ia di utus oleh Keuskupan Manokwari-sorong untuk menjadi Guru honor di SD YPPK Kokas. Saat itu, ia ke Ayawasi dengan pesawat dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kokas.
Yohanes Kore lahir di Wowonda, Tanimbar 1954. Ia telah menyatu dengan masyarakat Maybrat melalui perkawinan denga Dorce Kocu dan dikaruniai dua anak. Setelah istri pertama meninggal, ia menikah kembali dengan Teresia Kosamah dan dikaruniai 5 anak.
Yohanes Kore lebih banyak mendedikasikan dirinya dalam dunia pendidikan di wilayah kepala Burung. Selain SD YPPK Kokas, ia mengabdikan diri dalam pendidikan di SD YPPK St. Petrus Ayawasi. Dan semenjak dirinya pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil ia pun diangkat menjadi Ketua Perwakilan Sekolah Wilayah (PSW), Maybrat hingga meninggal.
Banyak cerita yang baik tentang dedikasi sang pendidik, Yohanes Kore, mengalir dari bibir masyarakat yang mengenal dia. Secara istimewa cerita yang mengalir dari orang-orang yang pernah merasakan didikan beliau.
Sosok Yohanes Kore dikenal sebagai seorang yang rendah hati, penuh dedikasi dan menjalankan karya pendidikan penuh tanggungjawab.
Menurut kesaksian seorang umat, Timotius Tenau, “Bapak Yohanes Kore telah mempersembahkan diri seutuhnya untuk pendidikan, seni dan musik bagi umat di Ayawasi. Selain itu dia adalah sosok yang rendah hati, memiliki kemampuan menghitung cepat, menulis cepat”.
Menurut Sergius Turot, yang memberi sambutan mewakili alumni, menyatakan bahwa Yohanes Kore adalah salah satu pahlawan di wilayah ini.
“Yohanes Kore adalah salah satu pahlawan dari wilayah ini. Ia adalah sosok yang memiliki cinta tak terbatas. Bukti cinta itu dinyatakan dengan kerelaannya untuk melayani pendidikan bagi anak-anak Papua yang ada di wilayah Ayawasi,” katanya.
Mewakili keluarga dari Tanimbar, Poly Relibulan mengungkapkan rasa bangga terhadap Yohanes Kore yang memiliki cinta besar dan rela berkorban bagi masyarakat Maybrat.
“Yohanes Kore, putra Tanimbar telah menanamkan cintanya bagi tanah Papua, khususnya di Maybrat,” katanya.
Ia pun berpesan kepada anak-anak agar nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam diri seorang ayah, Yohanes Kore, tidak hilang.
Menurut Gema, anak sulung dari tujuh bersaudara, sosok Yohanes Kore, seorang ayah yang memberikan teladan luar biasa dalam hidup anak-anak.
“Bapak adalah sosok Ayah yg bertanggung jawab, mendidik & membesarkan kami dalam iman. Jika anak-anak buat kesalahan, menegur dengan lembut sambil tersenyum, tidak marah. Ia seorang ayah yang bertanggung jawab dalam pekerjaan, menerima semua masalah dengan sabar, mencintai dan menyayangi keluarga, setia terhadap pekerjaan dan rajin berdoa” tuturnya.
Misa requiem dan pemakaman berjalan dengan khidmat. Dalam misa tersebut dihadiri pula anak-anak SD YPPK St. Petrus, Ayawasi yang mempersembahkan lagu “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. (FK).