SORONG – Sebanyak 38 anak putra dan putri asal Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu, Kota Sorong menerima Komuni Pertama. Penerimaan Komuni Pertama ditandai dengan misa perayaan ekaristi memperingati hari raya tubuh dan darah Kristus.
Misa itu dipimpin langsung oleh Pastor Paroki Santo Arnoldus Janssen Pater Faris Ohoilean, SVD dan rekannya Krispianus Panda Lewa, SVD. Misa diawali dengan perarakan 38 calon penerima Komuni Pertama bersama orangtua dan Pastor menuju ke dalam Gereja.
Komuni Pertama merupakan salah satu kesempatan paling suci dan terpenting dalam kehidupan seorang Katolik. Momen ini adalah pertama kalinya seseorang menerima Sakramen Ekaristi Kudus, yang merupakan makanan rohani berupa roti dan anggur yang telah dikonsekrasikan.
Umat Katolik percaya waktu roti dan anggur dikonsekrasikan, maka berubah menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus. Kebanyakan anak Katolik menerima Komuni Pertama mereka ketika berusia tujuh sampai delapan tahun.
Pastor Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu Pater Faris Ohoilean, SVD mengatakan penyelenggaraan Allah, cinta kasih Allah dan penyertaan Allah yang luar biasa bagi anak calon penerima Komuni Pertama. Kiranya bagi semua umat beriman menyadari bahwa hari raya tubuh dan darah Kristus adalah hari raya Tuhan menyertai umat manusia.
“Hari raya Tuhan menyediakan makanan dan minuman yang diperlukan manusia, hari raya Tuhan Allah yang maha kuasa,” kata Pater Faris Ohoilean, SVD dalam kotbahnya Minggu (11/6/2023). Ia bilang, bacaan-bacaan suci pada hari ini menggambarkan bagaimana Tuhan Allah menyediakan segala sesuatu.
Bacaan pertama dari kitab Ulangan, menceritakan bagaimana Tuhan Allah menyediakan makanan untuk menguatkan bagi orang Israel untuk berziarah 40 tahun di padang gurun pada masa itu. Bacaan injil menggambarkan Tuhan Yesus memberikan diri-Nya menjadi santapan rohani umat beriman.
Teringat pesan Tuhan Yesus di malam perjamuan terakhir agar para murid terus mengingatkan dia setiap kali merayakan pemecahan roti dan anggur. Gereja Katolik pada masa kini, setiap waktu, setiap hari dan setiap Minggu menghadirkan kenangan Kristus itu dalam perayaan ekaristi. Ia menyarankan agar orangtua dari anak-anak penerima Komuni Pertama ini boleh menjadi teladan kehidupan iman yang baik.
“Maka kemudian anak-anak hari ini pertama kali menerima tubuh dan darah Kristus semoga orangtua yang hari ini menghantar anaknya boleh beri pembinaan bagi keseluruhan kehidupan dan penghayatan iman selanjutnya,” ungkapnya.
Rasul Paulus dalam bacaan ke dua, sambungnya menggambarkan kepada kita bahwa semua umat beriman disatukan oleh satu tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan menjadi ungkapan syukur yang dibagi-bagikan. Oleh karena itu, ucapnya Komuni Kudus adalah kesempatan Tuhan datang dan tinggal di dalam diri.
Tuhan datang, hadir dan menetap di dalam diri kita, membuat kita menyapa Allah menjadi sebutan Bapa. “Anak-anak sebentar lagi kalian libur, gunakan waktu liburmu untuk ikut misa pagi jam enam setiap hari di gereja, supaya kamu menerima komuni terus bertambah jangan hanya hari minggu saja kalau dalam setahun hanya 52 hari minggu” ujar dia.
Pater Faris mengajak dalam kehiduapn sehari-hari umat beriman melalui segala kemungkinan kebaikan yang bisa dibuat. Menjaga martabat yang umat beriman terima melalui sakramen cinta kasih Tuhan yang agung ini agar kita selalu layak menyambut Komuni Kudus.
“Ke- 38 anak-anak terkasih kalian hari ini layak. Jangan lima tahun ke depan atau 10 tahun ke depan anda buat diri tidak layak lagi karena cepat ambil calon istri dan suami lalu 10 tahun lagi baru mau menikah,” ungkapnya.
Ia berpesan, anak-anak penerima Komuni Pertama supaya selalu menjaga martabat ini untuk kehidupan kekal. Banyak anak-anak yang sudah menunjukan kebaikan-kebaikan selama pembinanan penerimaan Komuni suci ini.
Kita semua diajarkan Tuhan untuk menjadikan diri layak menerima tubuh dan darah Kristus. “Sehingga kebaikan dan cinta, kasih, rahmat serta anugrah senantiasa layak bagi kehidupan kita dan Tuhan memberkati kita semua,” tutup dia.
Ulasan Makna dan Tujuan Komuni Pertama di Gereja Katolik
Komuni Pertama adalah hari yang sangat penting dan suci bagi anak-anak Katolik karena mereka menerima, untuk pertama kalinya, tubuh dan darah Yesus Kristus. Dengan terus menerima Komuni Kudus selama sisa hidup mereka, umat Katolik menjadi satu dengan Kristus dan percaya bahwa mereka akan mengambil bagian dalam kehidupan kekal-Nya.
Komuni Kudus Pertama adalah upacara Katolik, yang menandai penerimaan pertama Sakramen Ekaristi oleh seorang anak atau orang dewasa. Ini adalah peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan keluarga Katolik dan ditandai dengan perayaan, pertemuan keluarga dan pesta meriah serta pemberian hadiah dan pakaian putih khusus.
Perjamuan Kudus, juga dikenal sebagai Perjamuan Tuhan, dilakukan untuk mengenang apa yang telah dilakukan Juruselamat kita, Tuhan kita Yesus Kristus, bagi kita di kayu salib. Roti melambangkan tubuh Yesus yang dicambuk dan dihancurkan sebelum dan selama penyaliban-Nya, dan cawan melambangkan darah-Nya yang tercurah.
Proses sebelum mendapatkan Komuni Pertama setiap umat Katolik harus melakukan pengakuan dosa. Hal ini perlu dilakukan sebab untuk memahami bagaimana aspek dosa dan seperti apa tata cara untuk melakukan pengakuan dosa.
Untuk itulah seseorang bisa dianggap sudah pantas menerima Komuni Pertama bila kondisinya dipenuhi dengan rahmat dan dalam kondisi suci. Jadi satu syarat menerima komuni pertama paling penting adalah melakukan pengakuan dosa yang kemudian bisa diandalkan untuk mengembalikan aspek suci di setiap perayaan Ekaristi.
Hingga saat ini ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi di setiap Gereja. Pada akses Komuni Pertama juga perlu proses pembimbingan. Sehingga dari ketersediaan semua faktor dan alasan kenapa Komuni harus didapatkan dengan beberapa persyaratan, ternyata semuanya mengulas dan berkaca dari informasi ayat Alkitab.
Sehingga setiap syarat menerima Komuni pertama harus terpenuhi agar pantas dan layak menerima Roti Tubuh dan Darah Yesus Kristus. (Ama Pedho)