Belajar Hidup Optimal-Seminari PvD

10
Belajar Hidup Optimal

Rm. Mateus Syukur, Pr

Staf Pembina Seminari Petrus van Diepen-KMS

Potret pada salah satu kelas di mana siswa/i Seminari SMP PvD, sedang kusuk dalam belajar untuk menjadi pribadi yang optimal, momen ini diabadikan Rabu, 9/11/2022 (P. Niko, O.Carm)

Belajar adalah memasukkan dunia ke dalam pikiran kita. Belajar dengan cara melihat, mendengarkan dan merasakan dunia sekitarnya. Hasil dari apa yang sudah dipelajari adalah sikap baru, menjadi peribadi yang baru dan berintegritas

Saya Menyadari akan pentingnya membentuk pola pikir yang positif, karena hemat saya sebelum mencapai tujuan yang diinginkan tentunya pola pikir menjadi ukuran mendasar. Hanya dengan demikian kesuksesan akan menjadi kenyataan. Dengan membentuk pola pikir yang positif maka kata-kata dan tindakan akan berpengaruh positif bagi orang lain. Kata-kata dan tindakan yang positif jika dibiasakan terus menerus maka akan menjadi satu sikap yang bisa memberikan makna dalam kehidupan.

Kehidupan yang bermakna hemat saya adalah kehidupan yang mampu memberikan pengaruh positif bagi orang lain melalui, keteladanan hidup, relasi yang baik dengan orang lain dan keterlibatan secara langsung dalam kehidupan bersama. Dalam konteks saya sebagai formator ketiga unsur yang saya sebutkan ini (Keteladanan hidup, membangun relasi yang baik dan keterlibatan) adalah dimensi penting untuk diwujudnyatakan dalam keseharian.  

Kesuksesan seorang formator dalam mendampingi formandi amat ditentukan oleh pola pikirannya. Apa yang dipikirkan oleh seorang formator itulah yang akan dapat dilakukan. Karena itu seorang formator perlu belajar terus menerus, membuka diri untuk menerima pemahaman baru, terutama untuk mengembangkan pikiran kearah yang lebih baik. Belajar adalah memasukkan dunia ke dalam pikiran kita. Belajar dengan cara melihat, mendengarkan dan merasakan dunia sekitarnya. Hasil dari apa yang sudah dipelajari adalah sikap baru, menjadi peribadi yang baru dan berintegritas.  

Seorang formator pertama-tama ia adalah pemimpin untuk dirinya sendiri, dan seorang pempin yang baik diukur dari integritas diri dalam artian antara kata-kata dan tindakan tidak bertentangan atau dengan kata lain apa yang diucapkan itulah yang dilakukan. Sudah pasti untuk menjadi pribadi yang berintegritas perlu membuka diri untuk berproses dalam belajar.

Bila seorang formator sudah pada tahap seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka tugas selanjutnya adalah bagaimana ia membantu formandi untuk memperoleh tujuan. Keberadaan formator dalam panti pendidikan calon imam harus mampu untuk mengarahkan para formandi menggapai tujuan mereka. Itulah sebabnya seorang formator hidupnya harus optimal.  

Hidup optimal dalam anugerah Tuhan, sehingga mampu menjadi seorang pemimpin yang hebat dengan berlandaskan, kejujuran, berpikir ke depan (visioner), menginspirasi dan kompeten. Ini semua tentunya hasil dari sebuah proses yang sudah dilalui dalam belajar. Karena itu hidup optimal dalam anugerah Tuhan tidak serta-merta kita peroleh, tetapi melalui proses yang membutuhkan kestiaan untuk belajar.
Tidak ada yang sulit bagi orang yang mau belajar. Dengan membangun pikiran positif, serta membuka diri untuk menerima perubahan dan meninggalkan belenggu pikiran yang mengerdilkan hidup maka tujuan akan kesuksesan menjadi kenyataan. Sehingga pada akhirnya hidup menjadi lebih bermakna bagi orang lain, itulah hidup optimal.*