Renungan Harian: “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari…

22

Renungan Harian – 12 Desember 2025
Bacaan I: Yes 48:17-19 ;
Bacaan Injil: Mat 11:16-19

“Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari…” (Mat 11:17)

Salah satu penghalang terbesar untuk menerima kehendak Tuhan dalam hidup adalah egoisme. Orang yang terjebak dalam egoisme hidup dalam dunianya sendiri. Ia menilai segala sesuatu dari sudut pandangnya saja, dan karena itu ia sulit mendengar, sulit melihat, dan sulit memahami apa yang sedang Tuhan nyatakan melalui sesama maupun peristiwa hidup.

Dalam Injil hari ini, Yesus dengan tegas mengkritik “angkatan ini”—yaitu orang-orang yang keras hati, yang hanya ingat diri, merasa paling benar, dan selalu menyalahkan yang lain. Mereka digambarkan seperti anak-anak di pasar: Ditiupkan seruling, mereka tidak menari. Dinyanyikan kidung duka, mereka tidak berkabung.

Artinya, apa pun yang Tuhan lakukan, apa pun pewartaan yang diberikan, hati yang keras dan egois tetap tidak mau terbuka. Yohanes pembaptis dianggap terlalu keras. Yesus dianggap terlalu bebas. Semua salah, semua tidak cocok, semua keliru—kecuali kehendak diri sendiri.

Bukankah kita pun kadang berada dalam situasi yang sama? Kita sibuk dengan dunia kita sendiri sehingga tidak peka terhadap sesama. Kita sulit mengakui kebaikan orang lain. Kita malas mendengar teguran Tuhan. Kita mencari-cari pembenaran diri agar tidak perlu berubah. Batin kita tertutup karena hanya ingin mempertahankan “aku”.

Lewat nabi Yesaya, Tuhan meneguhkan kita: “Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau hal-hal yang memberi faedah, yang memimpin engkau di jalan yang harus kaulalui.” (Yes 48:17)

Tuhan ingin membimbing kita. Tuhan ingin menuntun langkah kita. Tetapi apakah hati kita mau dibimbing? Atau masih dikuasai ego yang keras?

Hari ini kita diajak untuk: Membuka hati terhadap suara Tuhan. Menanggalkan sikap egois dan hanya ingat diri. Belajar melihat dan menghargai kebaikan sesama. Menyambut pewartaan Tuhan dengan kerendahan hati.

Marilah memohon rahmat Roh Kudus agar kita dimampukan mendengar, mengerti, dan melaksanakan kehendak Tuhan. Semoga Ia membebaskan kita dari kekerasan hati dan mengubah egoisme menjadi kasih yang nyata.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!