Renungan Harian: Penderitaan tidak akan menghancurkan orang yang setia

109

Renungan Harian, Minggu, 16 November 2025
Minggu Pekan Biasa XXXIII
Bacaan I: Maleakhi 4:1-2a
Bacaan II: 2 Tesalonika 3:7-12
Bacaan Injil: Lukas 21:5-19

Penderitaan demi penderitaan terkadang tak terhindarkan dalam hidup orang beriman. Ada masa ketika tantangan datang bertubi-tubi: tekanan hidup, masalah keluarga, situasi yang tidak kita harapkan, hingga perlakuan tidak adil dari orang lain. Namun, justru di tengah semua itu iman seseorang diuji dan dimurnikan.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan para murid bahwa mereka akan menghadapi banyak kesulitan dan penganiayaan. Mereka akan ditolak, ditangkap, bahkan diserahkan kepada penguasa. “Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya… oleh karena nama-Ku.” (Luk 21:12). Sebuah berita yang mengejutkan, namun sangat realistis: menjadi murid Kristus tidak menjanjikan jalan yang selalu mulus.

Namun Yesus tidak berhenti pada peringatan. Ia sekaligus memberi penghiburan dan peneguhan. Di tengah penderitaan, ada kesempatan istimewa yang justru terbuka: kesempatan untuk bersaksi. “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” (Luk 21:13). Artinya, kesulitan bukan akhir, melainkan ruang untuk menunjukkan iman, keteguhan, dan kasih yang berasal dari Tuhan.

Lebih dari itu, Yesus memberikan jaminan yang menenteramkan: “Tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” (Luk 21:18-19). Penderitaan tidak akan menghancurkan orang yang setia. Tuhan sendiri yang menjaga, menyertai, dan memurnikan hidup mereka.

Bacaan pertama menegaskan bahwa Tuhan adalah terang yang terbit bagi orang yang takut akan Dia (Mal 4:2a). Sementara bacaan kedua dari 2 Tesalonika mengingatkan bahwa kesetiaan kepada Tuhan juga harus tampak dalam disiplin hidup sehari-hari—dalam kerja, tanggung jawab, dan ketekunan.

Maka, apa yang harus kita lakukan? Tetap setia walau menghadapi tekanan. Bertahan dalam doa dan harapan. Melihat kesulitan bukan sebagai kutuk, tetapi kesempatan bersaksi. Memupuk ketaatan dalam hal-hal kecil maupun beMenyerahkan seluruh hidup kepada penyelenggaraan Tuhan.

Percayalah: Tuhan tidak pernah meninggalkan. Ia adalah penjamin hidup kita. Badai boleh datang, tetapi Dia tetap setia. Kesetiaan kita kepada-Nya akan menuntun kepada keselamatan sejati.

Selamat hari Minggu.
Tuhan memberkati, dan Ave Maria!