Renungan Harian: “Syukur: Tanda Iman yang Hidup”

133

Renungan Harian, Rabu 12 November 2025
PW St. Yosafat, Uskup dan Martir
Bacaan I: Kebijaksanaan 6:1–11
Bacaan Injil: Lukas 17:11–19

“Syukur: Tanda Iman yang Hidup”

Mengucap syukur dan terima kasih sepertinya hal yang sederhana, tetapi dalam kenyataannya tidak selalu mudah dilakukan. Ada banyak alasan yang membuat kita enggan mengucapkannya: mungkin karena merasa semua itu pantas kita terima, atau karena terlalu sibuk dengan urusan sendiri hingga lupa menghargai kebaikan yang kita alami. Padahal, rasa syukur adalah tanda hati yang sadar akan kasih Allah.

Dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta. Mereka semua mengalami mukjizat yang sama, tetapi hanya satu yang kembali untuk mengucapkan terima kasih. Dan yang menarik—orang itu bukan orang Yahudi, melainkan seorang Samaria, bangsa yang sering dianggap najis dan kafir oleh orang Israel.

Yesus pun bertanya, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” (Luk 17:17). Pertanyaan itu bukan hanya untuk orang pada zaman itu, tetapi juga untuk kita hari ini.

Yesus menegaskan bahwa ungkapan syukur adalah bagian dari iman yang sejati: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Luk 17:19).

Artinya, iman bukan hanya soal percaya dan memohon pertolongan Tuhan, tetapi juga soal kesediaan untuk kembali dan bersyukur atas segala karya-Nya dalam hidup kita. Orang Samaria itu mengenal kebaikan Tuhan dan memuliakan-Nya dengan penuh kerendahan hati. Ia tidak sekadar sembuh secara jasmani, tetapi diselamatkan secara rohani—karena hatinya tahu berterima kasih.

Kita pun diajak untuk belajar bersyukur dalam setiap situasi, baik ketika hidup terasa mudah maupun sulit. Rasa syukur menumbuhkan iman dan membuat kita semakin peka akan kasih Tuhan yang bekerja dalam kehidupan sehari-hari.

Dan yang tak kalah penting, kita juga diajak untuk tidak cepat menilai orang lain. Kadang justru mereka yang dianggap rendah dan jauh dari Tuhan, ternyata memiliki iman yang lebih tulus daripada kita sendiri.

Tuhan memberkati. Ave Maria!