Kota Sorong Raih Juara Umum Pesparani Katolik I Papua Barat Daya

147
Penyerahan piala bergilir Pesparani I Provinsi Papua Barat Daya kepada Ketua LP3KD Kota Sorong

SORONG, KOMSOSKMS.ORG – Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I Provinsi Papua Barat Daya resmi berakhir pada Minggu (9/11/2025). Suasana penuh sukacita iman melingkupi Gereja Paroki Kristus Raja, Kota Sorong, tempat berlangsungnya Misa Syukur penutupan yang mempersatukan seluruh peserta dari enam kabupaten dan kota di provinsi termuda Indonesia ini.

Perayaan Ekaristi penutupan Pesparani I Provinsi Papua Barat Daya di Katedral di pimpin oleh P. Emanuel Tenau, Pr

Usai Misa Syukur, acara dilanjutkan di Gedung Lux Ex Oriente, Kompleks Gereja Katedral Kristus Raja Sorong, dengan pengumuman para pemenang dari berbagai kategori lomba yang telah digelar selama tiga hari, 7–9 November 2025.

Pesta Iman dan Kebersamaan

Selama tiga hari, lantunan mazmur, suara paduan, dan semangat rohani memenuhi arena Pesparani. Ada 13 kategori yang diperlombakan: Paduan Suara Anak, Paduan Suara Remaja Gregorian, Paduan Suara OMK Campuran, Paduan Suara Dewasa Pria Gregorian, Paduan Suara Dewasa Wanita, Paduan Suara Dewasa Campuran, Mazmur Anak, Mazmur Remaja, Mazmur OMK, Mazmur Dewasa, Cerdas Cermat Rohani Anak, Cerdas Cermat Rohani Remaja, dan Bertutur Kitab Suci.

Ketua LP3KD Provinsi Papua Barat Daya, Ketua Pelaksana Pesparani dan tamu undangan pada acara penutupan Pesparani I Papua Barat Daya

Ajang ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga perayaan iman dan kebersamaan umat Katolik. Setiap kontingen mempersembahkan talenta terbaiknya, memuji Tuhan lewat nyanyian, mazmur, dan sabda.

Pesparani, Wadah Pembinaan Iman

Ketua LP3KD Provinsi Papua Barat Daya, Elias Yumte, dalam sambutannya menegaskan bahwa Pesparani merupakan sarana pembinaan iman umat Katolik dan wadah nyata untuk menunjukkan eksistensi serta kontribusi umat Katolik di tanah Papua Barat Daya.

“Pesparani ini adalah event pengembangan iman. Melalui ajang ini kita menyaksikan bahwa umat Katolik hadir, hidup, dan berkontribusi nyata di tanah Papua Barat Daya. Ke depan, kami akan terus bermitra dengan pemerintah sebagai lembaga resmi pembinaan iman Katolik,” ujar Elias Yumte.

Ketua LP3KD Provinsi Papua Barat Daya, Elias Yumte, memberikan sambutan pada penutupan Pesparani

Ia juga menyampaikan bahwa para juara di setiap kategori akan mewakili Papua Barat Daya pada Pesparani Nasional 2027. Namun lebih dari sekadar gelar, ia mengingatkan bahwa semangat utama Pesparani adalah kebersamaan dan persaudaraan dalam memuji Tuhan.

“Bagi yang belum meraih juara, jangan kecil hati. Ini adalah pesta iman, bukan semata-mata kompetisi. Mari kita terus membangun lembaga ini agar pembinaan iman umat Katolik semakin berkembang,” tambahnya.

Apresiasi dari Pembimas Katolik

Sementara itu, Hugo Rizal, Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, memberikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan Pesparani perdana tingkat provinsi ini.

“Pesparani pertama provinsi Papua Barat Daya ini merupakan gerakan yang menunjukkan siapa kita sebenarnya. Tidak gampang membuat event setingkat provinsi, tapi dengan kekuatan doa, semangat, dan kemampuan, semuanya terlaksana dengan baik dan sukses,” tegas Hugo.

Hugo Rizal, Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, memberikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan Pesparani perdana tingkat provinsi

Ia mengajak seluruh umat Katolik untuk terus membangun Gereja dan masyarakat bersama-sama.

“Melalui kegiatan ini mari kita bersama-sama membangun Gereja Katolik, membangun Keuskupan Manokwari-Sorong, dan memuliakan nama Tuhan. Hendaknya kita saling mendukung sebagai satu kesatuan dalam Kristus Tuhan,” ujarnya penuh semangat.

Pesan Penutup dari Uskup yang Diwakili P. Emanuel Tenau, Pr

Menutup seluruh rangkaian kegiatan, Pater Emanuel Tenau, Pr, mewakili Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong menyampaikan pesan rohani dan peneguhan iman.

“Melalui Pesparani ini kita membangun kesatuan sebagai Gereja. Walaupun mungkin ada perbedaan, semuanya menjadi satu kesatuan. Pesparani ini juga menjadi pesta iman bagi kita demi kemuliaan nama Tuhan. Kita datang bukan hanya berkompetisi, tetapi bermisi,” tutur Pater Emanuel.

Pater Emanuel Tenau, Pr, mewakili Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong menyampaikan pesan rohani dan peneguhan iman sekaligus menutup rangkaian acara Pesparani

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara LP3KD provinsi, kota, dan kabupaten agar pembinaan di bidang musik liturgi dan paduan suara Gerejani semakin berkembang.

“LP3KD di semua tingkatan hendaknya terus menunjukkan sinergitas untuk membangun dan membina bidang-bidang yang dilombakan,” tegasnya.

Para Juara Pesparani Katolik I Papua Barat Daya

Hasil penjurian menunjukkan bahwa Kontingen LP3KD Kota Sorong tampil gemilang dengan memborong sejumlah kategori utama dan akhirnya dinobatkan sebagai Juara Umum Pesparani Katolik I Provinsi Papua Barat Daya.

Kontingen LP3KD Kota Sorong tampil gemilang dengan memborong sejumlah kategori utama dan akhirnya dinobatkan sebagai Juara Umum Pesparani Katolik I Provinsi Papua Barat Daya

Berikut hasil lengkap tiap kategori: Paduan Suara Anak: Kota Sorong. Paduan Suara Remaja Gregorian: Kabupaten Sorong. Paduan Suara OMK Campuran: Kota Sorong. Paduan Suara Dewasa Pria Gregorian: Kota Sorong. Paduan Suara Dewasa Wanita: Kota Sorong. Paduan Suara Dewasa Campuran: Kota Sorong. Mazmur Anak: Juara 1 Kabupaten Maybrat. Mazmur Remaja: Juara 1 Kabupaten Sorong. Mazmur OMK: Juara 1 Kabupaten Tambrauw. Mazmur Dewasa: Juara 1 Kabupaten Raja Ampat. Cerdas Cermat Rohani Anak: Kabupaten Sorong. Cerdas Cermat Rohani Remaja: Kabupaten Sorong. Bertutur Kitab Suci: Juara 1 Kabupaten Sorong Selatan

Penutupan yang Penuh Sukacita

Perayaan penutupan berlangsung dalam suasana penuh sukacita dan semangat persaudaraan. Tiap kontingen saling memberi tepuk tangan dan pelukan, melambangkan persatuan umat Katolik yang sejati.

Pesparani bukan hanya ajang lomba, tetapi perayaan iman dan kesaksian hidup Gereja di Papua Barat Daya. Tema besar “Bernyanyi dan Bermazmur bagi Kemuliaan Tuhan” tidak hanya terpampang di spanduk dan panggung, tetapi sungguh hidup dalam hati setiap peserta yang telah mempersembahkan talenta mereka bagi kemuliaan Allah.

Penulis Berita: P. Fransiskus Katino, Pr – KOMSOSKMS