Renungan Harian – Sabtu, 20 September 2025
PW. St. Andreas Kim Taegon, Imam & Paulus Chong Hasang dan Kawan-kawan Martir
Bacaan Injil: Lukas 8:4-15
“Menjadi Tanah yang Subur bagi Sabda Tuhan”
Hari ini Gereja merayakan Peringatan Wajib Santo Andreas Kim Taegon, imam dan martir pertama dari Korea, bersama para kawan-kawan martirnya. Mereka rela mempertaruhkan nyawa demi iman dan kesetiaan pada Kristus. Kesaksian hidup mereka menjadi teladan bagi kita tentang bagaimana Sabda Allah dapat bertumbuh subur dan menghasilkan buah yang melimpah dalam hidup seseorang — bahkan hingga menghasilkan buah kesetiaan sampai mati.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan perumpamaan tentang penabur. Sabda Allah digambarkan seperti benih yang ditaburkan di berbagai jenis tanah: di pinggir jalan, di tanah berbatu, di semak duri, dan di tanah yang subur. Benih yang jatuh di tanah suburlah yang bertumbuh dan menghasilkan buah berlipat ganda.
Konteks hidup kita hari ini sering kali membuat hati kita “sibuk” seperti jalanan kota yang ramai — dipenuhi berita, notifikasi ponsel, hiburan, dan berbagai urusan pekerjaan. Jika kita tidak waspada, Sabda Allah yang ditaburkan setiap hari bisa saja “hilang” begitu saja, tidak sempat kita resapkan, atau bahkan layu sebelum bertumbuh karena hati kita tidak memberi ruang bagi-Nya.
Menjadi “tanah yang subur” berarti membuka hati setiap hari untuk Sabda Allah. Ini bukan hanya soal mendengar bacaan Injil di gereja, tetapi juga menyediakan waktu untuk merenungkan dan menghidupinya. Sabda Allah mengajarkan kita untuk menghasilkan buah-buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal 5:22-23).
Kita bisa mulai dari hal-hal kecil: Menyapa dengan ramah orang di sekitar kita, meskipun kita sedang sibuk. Mengendalikan amarah ketika ada yang membuat kita kesal. Mengambil waktu hening 5 menit setiap hari untuk membaca Injil dan berdoa. Mengampuni orang yang menyakiti kita, bukan karena kita lemah, tetapi karena kita ingin Sabda Allah tetap hidup dalam diri kita.
Mari kita mohon rahmat Roh Kudus untuk menjadikan hati kita tanah yang subur. Semoga hidup kita menjadi kesaksian yang nyata seperti Santo Andreas Kim Taegon dan para martir Korea — berani hidup sesuai Sabda Tuhan, menghasilkan buah kasih di tengah dunia.
Tuhan memberkati. Ave Maria!





