Renungan Harian – Selasa, 16 September 2025
Pw. S. Kornelius, Paus, dan Siprianus, Uskup, Martir
Bacaan Injil: Luk 7:11-17
Hari ini Injil menampilkan salah satu momen paling menyentuh dari hidup Yesus: Ia menghibur seorang ibu yang kehilangan anak tunggalnya. Perempuan itu sudah kehilangan suami, dan kini ia harus berjalan dalam kesedihan yang paling dalam menuju kuburan. Namun Yesus datang, menghentikan prosesi itu, dan berkata kepadanya: “Jangan menangis!” (Luk 7:13). Dan bukan hanya itu, Yesus memulihkan hidup anaknya.
Kata-kata Yesus ini terasa begitu relevan dengan realitas kita sekarang. Banyak orang sedang bergumul dengan berbagai beban: Ada keluarga yang kehilangan orang yang dikasihi karena bencana, kecelakaan, atau penyakit. Ada orang tua yang gelisah memikirkan masa depan anak-anaknya di tengah ekonomi yang tidak menentu. Ada generasi muda yang mengalami depresi, merasa hidupnya “mati” secara batin, kehilangan harapan dan semangat.
Kita pun mungkin pernah merasa seperti janda di Nain: lemah, tanpa daya, dan seolah hanya bisa berjalan menuju “pemakaman” harapan-harapan kita. Namun Injil hari ini mengingatkan: Allah tidak membiarkan kita berjalan sendirian. Belas kasih-Nya membuat Ia datang menghampiri kita, menyentuh luka kita, dan memberi hidup yang baru.
Yesus tidak selalu mengangkat penderitaan secara instan, tetapi Ia selalu hadir. Ia menyapa kita di tengah air mata kita dan memberi kekuatan untuk melangkah. Bahkan di saat-saat paling gelap, kita dapat mendengar suara-Nya berkata: “Jangan menangis!” – bukan sebagai larangan untuk berduka, melainkan sebagai janji bahwa kita tidak akan berduka selamanya.
Maka, marilah kita belajar percaya dan menyerahkan seluruh hidup kita ke tangan-Nya. Dalam setiap pergumulan, mari kita datang kepada Tuhan dan membawa semua beban kita. Percayalah, kasih-Nya yang tak terbatas akan menopang kita.
Tuhan memberkati, dan Ave Maria!