Renungan Harian: Selaras antara Perkataan dan Perbuatan

81

Renungan Harian, Sabtu 23 Agustus 2025
Bacaan Injil: Mat 23:1-12

“Selaras antara Perkataan dan Perbuatan”

Di era digital ini, media sosial, pesan instan, dan berbagai platform komunikasi memberi kita kesempatan luar biasa untuk menyampaikan pesan kebaikan, inspirasi, dan ajaran iman. Namun, ada satu tantangan yang tak kalah besar: bagaimana menyelaraskan kata-kata indah yang kita sebarkan dengan kehidupan nyata kita sehari-hari. Jangan sampai kita menjadi “pengkhotbah daring” yang fasih menulis status penuh hikmah, tetapi hidup kita jauh dari nilai yang kita bagikan—alias NATO (Not Action, Talk Only).

Yesus dalam Injil hari ini mengecam orang Farisi dan ahli Taurat bukan karena ajaran mereka keliru—ajaran mereka berasal dari Allah sendiri—melainkan karena cara hidup mereka yang bertolak belakang dengan ajarannya. Mereka menuntut orang lain hidup sesuai peraturan, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Mereka senang dihormati, tetapi enggan melayani. Yesus menegaskan, “Turutilah ajaran mereka, tetapi janganlah perbuatan mereka kamu turuti” (Mat 23:3).

Bisa jadi, teguran Yesus ini juga menjadi teguran bagi kita di zaman sekarang. Mudah sekali berbicara tentang kasih, keadilan, dan kerendahan hati di layar ponsel atau laptop. Tapi apakah pesan yang kita bagikan itu juga tampak dalam cara kita bersikap kepada keluarga, teman, rekan kerja, dan orang yang tidak sepaham dengan kita? Apakah kata-kata kita di dunia maya dan dunia nyata mengalir dari satu hati yang sama?

Dalam Injil hari ini, Yesus menutup pengajaran-Nya dengan kunci yang sederhana namun dalam: “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Mat 23:11-12).

Komunikasi hati sejati bukan hanya soal kata-kata manis, tetapi kesaksian hidup. Dunia butuh lebih banyak teladan, bukan sekadar unggahan.

Komunikasi hati adalah komunikasi yang berakar pada kerendahan hati. Bila kata-kata kita lahir dari kasih dan hidup kita menjadi saksi dari kasih itu, maka pesan kita akan sampai, bahkan tanpa perlu banyak bicara.

Marilah kita berjuang untuk menyelaraskan perkataan dan perbuatan, agar setiap pesan yang kita sampaikan—di media maupun di dunia nyata—mencerminkan kasih Tuhan. Marilah menjadi pelayan, bukan pencari hormat.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!