Perjalanan sekaligus penantian panjang umat katolik Wasior telah mereka lalui selama kurun waktu 25 tahun. Rabu, (10/08/2022), menjadi hari bersejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh umat Katolik Wasior. Di hari ulang tahunnya yang ke 25 bersamaan dengan Pesta St. Laurentius, seorang Diakon dan Martir, yang merupakan pelindung dari Gereja Paroki St. Laurensius, Umat Katolik Wasior boleh menerima kado istimewa yakni Status Praparoki menjadi Paroki defenitif telah dikukuhkan dalam peryaan Ekaristi oleh Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega.
Adapun susunan acaranya sebagai berikut:
Pembukaan acara diawali dengan pembacaan sejarah singkat tentang hadirnya Gereja Katolik di Teluk Wondama. Kemudian dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi. Lagu Pembukaan “Marilah Memuji Allah kita” yang dinyanyikan oleh anak-anak SEKAMI diiringi dengan musik dan tarian mengiring perarakan masuk dan membuat suasana tampak meriah.
Perayaan Ekaristi dipersembahkan oleh selebran utama Mgr. Hilarion Datus Lega, Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong didampingi 9 imam yang turut hadir pada perayaan ini. Dalam Perayaan Ekaristi, Bapa Uskup membacakan surat penetapan Praparoki St. Laurentius Wasior menjadi Paroki St. Laurentius Wasior. Pada kesempatan ini pula Bapa Uskup membebastugaskan RP. Thomas Christiwan, CM sebagai pastor Praparoki St. Laurentius dan mengangkatnya menjadi Pastor Paroki St. Laurentius Wasior, serta membebastugaskan Dewan Praparoki (pengurus lama) dan mengangkat para pengurus Dewan Paroki untuk periode 2022/2025.
Sebelum perayaan syukur ini berakhir terdapat beberapa sambutan: Pertama, sambutan oleh Bupati Teluk Wondama yang diwakili oleh Wakil Bupati Kab. Teluk Wondama. Dalam sambutannya wakil Bupati mengatakan agar Gereja Katolik terus menunjukkan kualitas hidup kristiani dan terus bekerjasama dengan pemerintah guna memajukan kabupaten Teluk Wondama menjnadi lebih baik. Kedua, sambutan oleh Ketua TPW Manokwari RD. Sunyoto. Beliau menekankan pentingnya hidup berparoki adalah bagaimana umat yang hidup bersama di dalam suatu lingkup paroki harus semakin memiliki semangat sehati dan sejiwa.
Ketiga, sambutan oleh Romo Kepala Paroki St. Laurentius Wasior RP. Thomas Christiawan, CM. Beliau mengungkapkan rasa syukur karena atas partisipasi berbagai pihak semua acara dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi, puncaknya bukan hanya pesta yang diadakan tetapi bagaimana menghidupi tanggung jawab yang diberikan. Paroki bukan hanya soal status tetapi menuntut soal tanggung jawab dan kedewasaan umat. Keempat sambutan oleh Bapa Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong. Dalam sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah dengan berbagai cara membantu mengembangkan dan memajukan Gereja Katolik di paroki St. Laurentius Wasior.
Setelah mengakhiri perayaan syukur dengan berkat penutup, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Bapa Uskup sebagai simbol agar segala niat dan usaha baik seluruh umat Paroki St. Laurentius Wasior untuk menumbuhkembangkan iman dan kehidupan menggereja di Paroki berhasil dengan baik, yang dilambangkan dengan bagian tumpeng yang paling atas.
Bunyi drum band yang dibawakan anak-akan SDK St. Laurentia Wasior menandakan berakhirnya perayaan ekaristi. Acara berlanjut di luar Gedung Gereja, di mana seluruh umat dan tamu undangan yang hadir diundang untuk menikmati jamuan kasih dalam acara ramah tamah yang telah disediakan panitia dan umat paroki St. Laurentius. Di sela-sela menikmati hidangan panitia menyuguhkan pula beberapa penampilan dari Anak-anak SEKAMI yaitu tarian Nusantara dan tarian Papua dengan tema “Pangkur Sagu”. Acara berakhir dengan pemberian beberapa cinderamata kepada para tamu undangan dan foto bersama. (Diakon Yulianus Niba, CM)